Siapa sih yang gak tau jengkol? pasti kalian pada tau kan?
Gejala hipotermia ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan).
Untuk mencegah terjadinya hipotermia, anda perlu menjaga tubuh agar selalu terhidrasi dengan baik, tidak terlalu kelelahan, terlindung dari angin dingin pegunungan, serta tidak memakai pakaian yang basah. Pastikan diri anda untuk selalu berpakaian dengan baik saat melakukan pendakian. Bila perlu, gunakan beberapa lapis pakaian. Pastikan pakian anda selalu dalam keadaan kering dan hangat. Gunakan jaket dengan bahan yang anti angin dan air. Makanlah makanan dengan kadungan gizi yang baik, dan minum cukup air. Saat anda terlalu lelah untuk melakukan pendakian, jangan terlalu memaksakan diri, lebih baik beristirahat dalam tenda yang hangat untuk memulihkan kondisi tubuh anda. Dan jangan lupa untuk selalu membawa survival kit.
Memang banyak cara untuk pencegahan hipotermia untuk para pendaki, namun ada salah satu makanan khas Indonesia yang dapat mecegah timbulnya hipotermia pada saat pendakian sedang berlangsung. "JENGKOL" siapa yang tak kenal jengkol? Jengkol yang memiliki aroma yang sangat menyengat ini juga memiliki manfaat untuk pencegahan hipotermia untuk para pendaki.
Caranya? cukup dimasak saja jengkolnya lalu di hidangkan dengan nasi supaya lebih enak :) semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar